Cari kenalan di kedubes Indonesia di Phnom Penh
Jadi sebenarnya, tujuan utamaku ke Kmboja adalah untuk mengunjungi angkorwat. Tapi, pesawat dari bangkok ke propinsi Siem Reap, dimana angkorwat itu berada, hanya bangkok air ways atau apalah namanya, dan itu sangat mahal sekali. Kalau lewat jalan darat juga capek dan kata referensi sih butuh lebih banyak perjuangan. Ya akhirnya aku pilih Bangkok - Phnom Pehn naik Airasia yang PP waktu itu 1.3 jutaan. Dari Bangkok jam 3.15 nyampe Phnom Penh jam 4.15 an.
Sebelum berangkat Kesana ada temen yang ngasih info kalau dia lagi ada di Phnom Penh, Senior di STT Telkom angkatan 97 dah jadi boss di Beeline, namanya pak Alim, alumni XL Jakarta. Trus aku juga email PERMIKA (Persatuan Masyarakat Indonesia di Kamboja). Jadi ya, setibanya disana ada temen ngobrol lah, makan malam dan beramah - tamah. Foto dibawah ini, adalah sebuah kawasan restoran, ada rumah makan padang juga lho..
Aku hanya semalam aja di Phenom Pehn, karena ada bis malam ke Siem Reap, dan balik ke Phenom Penh setelah 3 hari di Siem Reap, muter-muter di Angkor Wat. Di Phnom Pehn jam 11 siang, karena bisku dari Siem Reap tidak membangunkanku pas nyampe Phnom Pehn jam 1 malam. Akhirnya aku nyasar sampai ke Sihanoukville..
Kuburan masal korban komunis Pol Pot, Khmer Merah.
Tahun 1998, ketika Indonesia lagi panas-panasnya reformasi, kita baru aja lulus SMP. 2 bulan libur sebelum masuk SMA. kegiatan kita tiap hari selain maen-maen ya ke perpustakaan umum kabupaten Sragen. Semua buku yang menarik disana sudah kami baca (beneran gak ya hehe..). Ada satu buku berjudul (kalau tidak salah) Bunga Rampai Politik Dunia 1975-1990..
Isinya mulai dari Ronalreagen, Nixon, Jimmy Charter, Soeharto, Margaret Thatcher, Pol Pot dll. Dan waktu kami baru sebulan masuk SMA, 1998 ada berita bahwa Polpot sudah Mati. Waktu itu temenku yang sering ke perpustakaan, si Joyo dan Christian teriak-teriak di depan kelas pas istirahat mengabarkan ke aku kalau Pol pot sudah mati.. hmm.. gak ada temen-temen lain yang mengerti dan tertarik tentang perbincangan kami itu.. POLPOT, KHMER MERAH..
Menara yang tinggi itu isinya kepala manusia korban pembantaian yang dilakukan oleh POLPOT dan anak buahnya pasukan KHMER MERAH atau Khmer Rouge. Katanya ada 3 juta orang kamboja yang masuk kelas borjuasi dan terdidik di bunuh ama si Pol Pot ini. Tujuannya adalah memulai kehidupan dari nol dan membuat sistem sosialis benar-benar berjalan. Dia ingin merubah sistem kehisupan dengan menghapus orang-orang dengan pemikiran non sosialis. Pol Pot ini menghapuskan peredaran uang, menghancurkan semua bank, membunuh para profesor, dosen, guru, pegawai pemerintah, bintang film, penyanyi, bahkan anak-anak pun dibunuh dengan alasan memiliki hubungan keluarga kelas borjuis dan terdidik.
Di menara yang isinya tengkorak kepala manusia ini, aku tak henti-hentinya membacakan doa, baca ayat kursyi, baca al fathikhah, Annas, Alikhlas, baca tasbih, tahmid, takbir, istighfar, pokoknya semua doa yang aku bisa ucapkan. aku cuma bisa membisu dan merinding, campur sedih dan prihatin. Heran juga ama POl POT, dia itu anaknya orang kaya, borjuis disekolahkan di Prancis, kok bisa-bisanya membenci orang kaya dan menginginkan negara sosialis yang utopis. parahnya lagi baginya satu-satunya cara mendirikan negara sosialis adalah dengan menghapuskan orang-orang yang berpikiran selain sosialis.. EDAN!!
(Aku mulai berpikir nih.. hehe.. kalau orang-orang mental koruptor dihabisin kayak gini gimana ya?? hehe)
Coba anda banyangkan. Anda ada di masa POL POT, ditangkap pasukan khmer merah, dan anda sudah tau pasti akan dibunuh.. kira-kira apa yang akan anda lakukan? hii...
Polpot memerintahkan untuk tidak menghabiskan peluru. jadi mereka membunuh korbannya dengan cara dipukul kepalanya memakai bambu, sampai benar-benar kepalanya pecah. selain itu mereka juga membanting korban ke pohon, bahkan anak-anak balita dibunuh di pohon dengan membantingkan kepalanya sampai pecah. kalau dilihat di tengkorak kepala mereka, akan terlihat retakan yang sangat jelas, tak ada lubang peluru di kepala mereka.
Baju-baju korban pembantaian itu masih ada yang utuh dan disimpan di menara tengkorak itu.
Menara ini tinggi sekali dan isinya tengkorak kepala manusia korban komunisme POl POT
banyak orang mendoakan mereka menurut agama budha. Aku gak tau dan gak peduli agama mereka apa jaman dulu, aku doakan mereka dengan doa-doa yang ada di agama islam, biar Allah yang memutuskan apakah doaku untuk mereka diterima atau tidak, yang jelas Allah maha pengasih dan penyayang, maha mengampuni dan menerima doa.
Sebenarnya aku juga berencana ke S-21 Tuol Sleng Genocide Museum tapi aku dah merinding dan nggak tega melihat kekejaman seperti itu. Jadi pas supir tuktuk mengantarku kesana aku suruh balik ke kota. Nyesel juga sebenarnya nggak sekalian aja ke S-21, mumpung ke kamboja gitu, tapi ya gimana lagi, perasaanku dah gak enak dan membayangkan banyak setan dan roh-roh mereka bergentayangan di sekitar sekolah yang dijadikan tempat penyiksaan dan eksekusi itu.. hiii.....
Balik ke Kota.. Udara panas banget di kamboja, semua daerah menurutku. enam hari di kamboja, mukaku jadi hitam.. tersengat matahari ckckc.. gak papa lah, ntar juga baikan lagi.
Kota Phnom Pehn itu sangat kecil sebagai ibukota sebuah negara, sebesar Bogor, atau mungkin hanya sebesar Solo. Penduduknya punya standar hidup yang rendah. Dan mereka nggak peduli dengan nasionalisme kayaknya. semua bendera negara lain dipasang di hotel untuk menarik pengunjung, semua bangunan penting sebagian besar ada kata-kata friendship. Misalnya Gedung dibawah ini:
Tuh lihat, mukaku dah jadi item banget. Panas banget di Kamboja. Dan dibelakang itu adalah jembatan yang menewaskan 300-400an orang pas festival air sebulan lalu.. pas waktu itu sebenarnya aku ama pak alim mo kesitu, tapi alhamdulillah aku memutuskan ke Vietnam dan pak alim juga ke vietnam.
No comments:
Post a Comment